Minggu- minggu ini aku muak setengah mati dengan serangan tugas dari segala arah. Ya, mungkin aku belum terbiasa. Dan aku yang belagu (seperti biasa) ngambil 24 SKS semester ini, 12 matakuliah yang masing- masing 2 SKS. Yang paling menyiksa adalah dalam seminggu ada tugas bikin makalah, jadwal presentasi dan tugas dari bahan dengan bahasa inggris. Bacaan filsafat bahasa indonesia aja aku masih suka ribet sendiri, apalagi bahasa inggris. Errghh.
Gara- gara belum terbiasa dengan tumpukan tugas, aku rasanya selalu pengen bolos kuliah dan bermalas- malasan. Parah. Setiap pagi aku bingung gimana caranya ngumpulin semangat untuk berangkat kuliah (apalagi kuliah pagi hari selasa & rabu). Penyakit malas menyerang sebelum waktunya.
Dan kemarin aku ulangtahun yang ke- 20. Ini sebenarnya agak bikin aku bingung. Mita kirim pesan dan bilang, ‘You’ve made it this far!’ Bukan, aku bukan orang yang merasa paling malang sedunia dan berharap bakal cepat mati. Aku cuma enggak punya bayangan yang kuat tentang umur 20. Umur belasan tiba- tiba selesai, dan aku masuk dalam hitungan duapuluhan mulai sekarang. Dan mulai bersiap- siap dengan segala hal yang bakal ditumpuk ke pundak orang- orang berumur duapuluhan, lebih menyiksa dari tumpukan tugas semester ini. Haaaah!

Oke, cukup histeria gak penting itu. Yang harus aku lakukan adalah, gimana caranya menghentikan penyakit suka tidur telat. Ini bukan kesengajaan, karena aku yang lagi seru ngerjain sesuatu –lipat origami misalnya– tiba- tiba sadar kalau udah jam 2 tengah malam dan harus kuliah pagi. Beberapa kali aku sempat telat bangun dan gak kuliah, syukurlah masih ada jatah bolos resmi satu atau dua kali lagi. Kalau udah habis, gak bisa gak harus mendaya-gunakan teknologi terkini yang bernama TA #apasih
Kali ini serius. Aku enggak memprioritaskan ‘jadi mahasiswa berprestasi’ atau ‘ikut olimpiade angkat besi’ umur 20 ini. Ini mungkin mirip kayak waktu aku umur 10 tahun dulu, bingung karena mendadak masuk dalam umur di luar hitungan jari, terus sibuk merencanakan banyak hal. Bedanya periode umur belasan itu penuh dengan ambisi-membabi-buta, dan bukan berarti sekarang enggak ada, tapi ya mungkin harus dikendalikan jadi lebih buta! Hahahahaha… (enggak lucu, Sa. Stop.)
Gak, maksudku ya aku pun capek dengan tingkah kurang pertimbangan. Dan mulai membiasakan untuk lebih rinci dalam merencanakan apa- apa, juga berusaha supaya enggak terburu- buru. Alright. Obrol punya obrol, bulan depan aku udah mulai UAS, dan itu berarti aku bakal segera pulang kampung lagi. Atau, kabar buruknya adalah, aku bakal dibiasakan dengan lebih banyak bahan kuliah dan bacaan sebagai pelancar UAS. Baru habis itu pulang kampung. Aku berencana untuk cukup pulang setahun sekali, tapi tahun ini aku malah udah pulang dua kali! (dasar… ( -__- )
Kabar lainnya adalah: Daftar Pustaka sekarang punya sarang di WordPress! Tanggal 15 kemarin, pengarang yang dibahas dalam Edisi Amerika bulan Mei adalah Ernest Hemingway. Peserta diskusi bisa dihitung jari, dan harus kubilang itu salah satu diskusi paling menyebalkan karena enggak ada pemantik, enggak ada pengantar diskusi dan aku yang jadi moderator lagi enggak enak pikiran (berkilah aja nih si Resa). Jadilah diskusinya lebih mirip arisan dengan obrolan absurd semacam orientasi seksual Hemingway atau kemungkinan dia ada gay affair dengan Fitzgerald.
Tapi untuk tanggal 30 Mei nanti, yang bakal ngebahas penyair di Edisi Amerika, harusnya enggak seaneh kemarin. Penyair yang bakal dibahas adalah Pablo Neruda! Tunggu aja di timeline twitter-nya Daftar Pustaka tentang jadwal diskusi dan info lainnya. Mungkin juga bakal ada pemutaran film dokumenter tentang Neruda. <—- mulai promosi terselubung (-__-)
Baiklah, mungkin aku harus tidur sebelum ngawurisasi ini bergerak ke bentuk yang lebih ekstrem. Selamat tidur, semoga diberkati mimpi yang nyenyak.
Leave a reply to Nindy Silvie Cancel reply